Rabu, 10 Februari 2016

Titik mastatho’tum

Dalam Al Qur'an, ada ayat:
فَاتَّقُوا الَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ ۗوَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta ta`atlah; dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.
kata Masthatho'tum yang terdapat dalam surat At-Taghabun ayat 16 di korelasikan dengan kata taqwa.
Maksudnya ialah "Maka Bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (semampunya)"
Mastatho'tum berarti sesuai kesanggupan atau semampunya, atau bisa di artikan bahwa kita diperintahkan oleh Allah Ta'ala untuk
berTaqwa berdasarkan kesanggupan kita atau
semampunya.

Namun yang sering sekali terjadi kita membuat standar 'target' kita begitu lemah

Saya biasanya cuma bisa baca Quran 2 hlm sehari
Saya mampunya cuma ngajar aja
Saya mampunya cuma.....

Kita membuat standar yang membatas diri utk beramal besar, padahal jika kita mau besungguh2 (wajahidu fi sabilihi) kita mampu mengerjakan melebihi standar yang kita tetapkan tersebut. “Jika kau telah berada di jalan Allah, melesatlah dengan kencang. Jika sulit, maka tetaplah berlari meski kecil langkahmu. Bila engkau lelah, berjalanlah menghela lapang. Dan bila semua itu tak mampu kau lakukan, tetaplah maju meski terus merangkak, dan jangan pernah sekalipun berbalik ke belakang.” (Asy Syafi’i)

Abdullah Al Azzam, seorang syekh teladan. Dihormati lg disegani, oleh para muridnya. Pd suatu saat beliau ditanya oleh muridnya, “Ya syekh, apa yg dimaksud dengan mastatho’tum”? Sang Syekh-pun membawa muridnya ke sebuah lapangan. Meminta semuanya muridnya berlari sekuat tenaga, mengelilingi lapangan.

Setelah semua muridnya menyerah, dan menepi ke pinggir lapangan. Sang Syekh-pun tak mau kalah. Beliau berlari mengelilingi lapangan hingga membuat semua muridnya keheranan...hg akhirnya beliau jatuh pingsan, tak sadarkan diri.

Setelah beliau siuman dan terbangun, muridnya bertanya, “Syekh, apa yang hendak engkau ajarkan kepada kami?”. “Muridku, Inilah yang dinamakan titik mastatho’tum! Titik di mana saat kita berusaha semaksimal tenaga sampai Allah sendiri yang menghentikan perjuangan kita (bukan, bukan kita yang berhenti)”, Jawab Sang Syekh dengan mantap !

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo