Jumat, 13 November 2015

BERPARADIGMA PERADABAN


    Di zaman kontemporer ini, telah jelas terjadi berbagai perang pemikiran. Perang pemikiran antara pengaruh kapitalis, sosialis dan segala bentuk pemikiran-pemikiran lainnya yang jauh dari nilai-nilai syariah. 24 jam kehidupan manusia telah teratur rapi dalam syariah, baik bentuk ritual maupun sosial, ibadah ataupun muamalah. Maka, berparadigma Islam merupakan sebuah kemutlakan.
Rasulullah telah menegaskan bahwa di akhir zaman, sebelum berakhirnya seluruh kehidupan manusia, akan ada sebuah zaman di mana Islam berjaya. Layaknya, umat sekarang wajib meyiapkan untuk menjadi bata-bata terbaik bagi peradaban Islam.
    Alkisah, terdapat 3 orang yang sedang mengaduk semen. Orang pertama ditanya sedang apa, dan ia pun menjawab, "Saya sedang mengaduk semen." Orang kedua ditanya sedang apa, dan ia pun menjawab, "Saya sedang membangun sebuah masjid." Kemudian orang ketiga juga ditanya sedang apa, lalu dengan tegas ia pun menjawab, "Saya sedang membangun sebuah pERADABAN!."
Dengan pekerjaan yang sama, alat yang sama, objek yang sama namun memiliki jawaban yang berbeda. Dan jawaban itu merupakan refleksi dari sebuah paradigma. Maka, kualitas ketiga orang ini sangat berbeda. Hanya orang yang berparadigma peradaban lah yang mempunyai kualitas yang lebih baik dari yang lainnya.
    Dalam setiap langkah kita sebagai muslim, layaknya kita harus berparadigma peradaban. Apa yang kita pikirkan, apa yang kita lakukan, apa yang kita bincangkan semua haruslah berparadigma peradaban Islam.
    Kembali dalam ranah dakwah ini, setiap kader yang ingin bergabung layak ditanyakan, "Untuk apa kau bergabung dengan "Forum dakwah"?" Jika niatmu hanya untuk mencari teman, maka jawaban itu salah. Jika niatmu hanya untuk mencari link, maka jawabanmu itu salah. Jika niatmu hanya sekdar untuk mencari kegiatan, maka jawabanmu salah. Apalagi jika niatmu hanya sekedar ikuta-ikutan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo