Sabtu, 14 November 2015

Jodoh Yang Baik itu?

Salah seorang guru bertanya, "sudah punya calon?"
Dari nada bicaranya, mengisyaratkan ingin menawarkan

"Alhamdulillah, sudah."
"Alhamdulillah, orang mana?"

"Jawa Timur"
"Loh, beda kota ya. Siap ikut suami?"
"Insya Allah"
"Apa yang membuatmu memilihnya? Dia tampan?"
"Iya. Kelak, aku akan melihatnya tampan karena aku cinta bukan aku cinta karena dia tampan".


Kebanyakan fisik selalu menjadi tolak ukur mencari pasangan,
padahal fisik itu hanya titipan.
Akan ada masanya dimana wajah ayu atau ganteng nya akan menua, kulitnya berkerut dan rambutnya memutih.

"Tapi kan penting, karena setiap bangun tidur akan melihat wajahnya"
Maka, dari itu buatlah pasangan mu cantik / tampan karena cinta bukan sebaliknya.

"Apakah karena dia mapan?"
"Tidak. Penghasilanku lebih besar dibanding penghasilannya tapi Insya Allah cukup karena Allah yang jamin."



Dan kemapanan adalah hal yang sering di pikirkan dalam mencari pasangan.

Mapan belum tentu tentram
Dibalik laki-laki yg sukses ada wanita yang hebat, maka aku ingin menjadi wanita hebat yang mengantarkan suami ku pada kesuksesan.

Bila tidak sukses di dunia semoga kita sukses di akhirat."
"Bagaimana kalau besok hidupmu susah?"
"Maka itu adalah ujian rumah tangga kami."


**


Tidak selamanya rumah tangga itu bahagia.
Akan ada banyak ombak dalam pelayaran biduk rumah tangga. Tugasku adalah menjadi pendamping nahkoda yang sami'na wa ato'na agar perahuku tidak karam.
"Dia hafidz Qur'an?"
"Belum"



Punya pasangan penghafal Qur'an memang baik tapi bukan berarti suami istri harus penghafal Qur'an.

Biarlah aku menemani hari2 nya lalu menjadikannya Hafidz Qur'an. Jika tidak, maka akan aku jadikan keturunan2ku sebagai penghafal Qur'an.


**


Memilih jodoh bukan hanya perkara fisik dan kemapanan karena cepat atau lambat semua itu akan sirna.

Hal utama yang membuatku memilihnya adalah karena dia hanya taat dan takut pada Rabb Nya.
Karena selama suami ku hanya taat dan takut pada Allah maka tidak akan ada keresahan dalam rumah tangga kami untuk perkara dunia.
Tugasku bukan menuntutnya menjadi sempurna tapi menyatukan setiap kelebihan dan kekurangan antara aku dan dia.

"Bicara memang mudah tapi lihat besok faktanya setelah menikah"



**


Memang, bicara itu mudah tapi kalau benar paham agama maka apa yg aku ucapkan sebelum menikah tidak akan berbeda dengan apa yg akan aku lakukan setelah menikah.
Menikah itu bukan hanya untuk bahagia di dunia tapi juga bahagia di syurga.
Dan ingat,
Istrimu bukan bidadari dan suamimu bukan malaikat.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo