Jumat, 04 Maret 2016

Idola itu panutan

Idola itu panutan, maka pilihlah idola yang bisa menjadi cerminan yang baik. Sayangnya, zaman sekarang kita seperti kehabisan idola yang benar-benar bisa dijadikan panutan. Hanya berbekal wajah elok yang menawan sudah bisa jadi idola, tidak peduli bagaiman akhlak orang yang diidolakan. Apakah mereka senang membuat sensasi busuk, bergaya hidup yang buruk, sang penggemar tidak peduli. Jangan heran bila mereka akan membela mati-matian sang idola. Rela berdebat hingga penggal urat syaraf dengan mereka yang menghina idolanya. Padahal kelakuan mereka yang diidolakan begitu tercela. Duh, begitulah tingkah pola para penggemar yang telah buta mata hatinya.
 Diri ini pun sebenarnya pernah terjatuh ke jurang yang salah. Mengidolakan mereka yang tak pantas dijadikan panutan. Berteriak teriak histeris tak karuan saat sang idola muncul di TV, menafikan segala keburukan mereka dengan alasan “ah, artis juga manusia biasa", yang lebih parah, lalai dalam mengingatNYA hanya agar tidak ketingggalan penampilan mereka di televisi. Sungguh suatu masa-masa “kegelapan". Dimana mata ini lebih terpaku pada gerak gerik si idola dibanding menyejukkan mata dengan melihat ayat suci. Telinga lebih dilenakan dengan suara merdunya dibanding lantunan Al’quran. Bibir lebih fasih mengulik dari A sampai Z serba serbi si idola daripada menghiasnya dengan membaca ayat ayat Allah. Astaghfirullah.

 Waktu pun akhirnya membawa diri ini menuju satu titik dimana pertanyaan besar mulai berkecamuk, “apa manfaatnya aku mengidolai mereka ?“. Yang didapat hanyalah rasa cinta dan benci yang berlebihan. Benci kepada mereka yang menjelek-jelekkan idola tercinta. Dan cinta buta yang kadarnya jauh lebih besar daripada rasa cinta pada Illahi. Tidak salah memang mengidolakan orang lain dan menjadikannya panutan bagi kita. Namun pilihlah orang yang memang pantas untuk kita kagumi. Mereka yang bisa memberi inspirasi positif dan pengaruh yang baik pada kita. Yang berbudi luhur dan indah. Bukan mereka yang kehidupannya dan pribadinya hanya dijadikan objek ghibah karena buruknya perilaku.

 Ah, rasanya memang tak ada sosok yang lebih pantas untuk kita jadikan panutan dibanding baginda Rasulullah yang sempurna. Pada diri beliau ada suri tauladan yang baik. Yang kebaikan dan kemasyhuran namanya tidak pernah redup hingga akhir zaman, sekalipun banyak yang memfitnah beliau. Mari kita belajar mengidolakan Rasulullah, dibanding orang orang populer diluar sana yang sebenarnya tak patut dijadikan teladan. Ingatlah, kita akan dikumpulkan bersama orang orang yang kita cintai nanti dialam akhirat. Jangan sampai kita menyesal diakhir zaman karena ternyata kita tak bisa bergabung dengan Rasulullah dan umat umat nabi Muhammad lainnya. Mudah mudahan kita semua bisa menjadi pengikut setia beliau dan dikumpulkan bersamanya di akhirat kelak. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo