Idola itu panutan, maka pilihlah idola yang bisa menjadi cerminan
yang baik. Sayangnya, zaman sekarang kita seperti kehabisan idola yang
benar-benar bisa dijadikan panutan. Hanya berbekal wajah elok yang
menawan sudah bisa jadi idola, tidak peduli bagaiman akhlak orang yang
diidolakan. Apakah mereka senang membuat sensasi busuk, bergaya hidup
yang buruk, sang penggemar tidak peduli. Jangan heran bila mereka akan
membela mati-matian sang idola. Rela berdebat hingga penggal urat syaraf
dengan mereka yang menghina idolanya. Padahal kelakuan mereka yang
diidolakan begitu tercela. Duh, begitulah tingkah pola para penggemar
yang telah buta mata hatinya.
Diri ini pun sebenarnya pernah terjatuh ke jurang yang salah.
Mengidolakan mereka yang tak pantas dijadikan panutan. Berteriak teriak
histeris tak karuan saat sang idola muncul di TV, menafikan segala
keburukan mereka dengan alasan “ah, artis juga manusia biasa", yang
lebih parah, lalai dalam mengingatNYA hanya agar tidak ketingggalan
penampilan mereka di televisi. Sungguh suatu masa-masa “kegelapan".
Dimana mata ini lebih terpaku pada gerak gerik si idola dibanding
menyejukkan mata dengan melihat ayat suci. Telinga lebih dilenakan
dengan suara merdunya dibanding lantunan Al’quran. Bibir lebih fasih
mengulik dari A sampai Z serba serbi si idola daripada menghiasnya
dengan membaca ayat ayat Allah. Astaghfirullah.
Waktu pun akhirnya membawa diri ini menuju satu titik dimana
pertanyaan besar mulai berkecamuk, “apa manfaatnya aku mengidolai
mereka ?“. Yang didapat hanyalah rasa cinta dan benci yang berlebihan.
Benci kepada mereka yang menjelek-jelekkan idola tercinta. Dan cinta
buta yang kadarnya jauh lebih besar daripada rasa cinta pada Illahi.
Tidak salah memang mengidolakan orang lain dan menjadikannya panutan
bagi kita. Namun pilihlah orang yang memang pantas untuk kita kagumi.
Mereka yang bisa memberi inspirasi positif dan pengaruh yang baik pada
kita. Yang berbudi luhur dan indah. Bukan mereka yang kehidupannya dan
pribadinya hanya dijadikan objek ghibah karena buruknya perilaku.
Ah, rasanya memang tak ada sosok yang lebih pantas untuk kita
jadikan panutan dibanding baginda Rasulullah yang sempurna. Pada diri
beliau ada suri tauladan yang baik. Yang kebaikan dan kemasyhuran
namanya tidak pernah redup hingga akhir zaman, sekalipun banyak yang
memfitnah beliau. Mari kita belajar mengidolakan Rasulullah, dibanding
orang orang populer diluar sana yang sebenarnya tak patut dijadikan
teladan. Ingatlah, kita akan dikumpulkan bersama orang orang yang kita
cintai nanti dialam akhirat. Jangan sampai kita menyesal diakhir zaman
karena ternyata kita tak bisa bergabung dengan Rasulullah dan umat umat
nabi Muhammad lainnya. Mudah mudahan kita semua bisa menjadi pengikut
setia beliau dan dikumpulkan bersamanya di akhirat kelak. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar