Kebaikan itu magis.
Kita senang melihat perbuatan baik. Kita senang pada orang yang berbuat kebaikan.
Orang baik punya daya tarik.
Kita pun boleh jadi mencintai seseorang karena dalam pandangan kita, orang tersebut baik.
Tak peduli jika orang lain tak sepakat dengan kita. Kita selalu bisa melihat sisi baik dari orang yang kita cintai.
Dan berharap kita bisa membuat orang lain juga bisa melihat sisi baik tersebut.
Mencintai orang baik seperti mudah.
Ada banyak hal yang bisa kita kagumi darinya secara spontan.
Semua orang akan berpikir kita begitu beruntung memilikinya sebagai seseorang yang dicintai.
Tapi, pada kenyataannya tidak selalu semudah itu.
Mencintai orang baik berarti memahami bahwa kebaikannya dibutuhkan oleh banyak orang.
Bukan hanya oleh kita. Sebagai konsekuensi dari menjadi orang baik, tentu ia juga disayangi oleh banyak orang. Bukan hanya oleh kita.
Kita tahu bahwa ia baik bukan hanya pada kita.
Tetapi pada semua orang. Itu berarti selain ia sebagai kekasih, atau suami, istri, ayah atau ibu yang baik, ia pun seorang anak yang berbakti pada kedua orang tuanya, teman yang suka membantu, pelayan masyarakat yang mengayomi, pekerja yang profesional, juga pemimpin yang berdedikasi.
Mencintai orang baik berarti memahami bahwa di hatinya bukan hanya ada kita.
Hatinya memiliki banyak ruang untuk mengasihi banyak orang. Waktunya dibagi kepada banyak orang yang membutuhkan.
Akalnya digunakan untuk memikirkan banyak orang.
Mencintai orang baik juga berarti memahami bahwa kita tak bisa egois dan berpikir bahwa ia milik kita.
Karena akan selalu ada celah-celah yang dimanfaatkan para penggoda untuk menghembuskan perasaan iri dan cemburu.
Sejak detik pertama, mencintai orang baik berarti rela.
Rela untuk tidak selalu jadi yang utama.
Rela untuk mendukung tanpa keluh kesah.
Rela untuk mendoakan tanpa lelah.
Berharap dipersatukan dengan orang baik ibarat mendambakan hujan.
Kita tak bisa memintanya untuk jatuh di halaman rumah kita saja…
0 komentar:
Posting Komentar